POLTAMNEWS.COM | TOBOALI
Kabupaten Bangka Selatan telah dinyatakan sebagai daerah dengan respons terendah terhadap ancaman narkoba di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berdasarkan hasil pengukuran indeks kota/kabupaten tanggap ancaman narkoba (Kotan) tahun 2023. Angka yang dicatat hanya 2,59 persen, menempatkan daerah ini di posisi terakhir dari tujuh kabupaten/kota yang dievaluasi.
Penilaian tersebut dipaparkan dalam rapat koordinasi pengembangan dan pembinaan Kotan yang diadakan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Babel di Toboali pada Rabu (16/10/2024).
Pjs Bupati Bangka Selatan, Elfin Elyas, menanggapi hal ini dengan menyatakan bahwa meskipun pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya preventif, banyak aktivitas yang belum tercatat dalam sistem pelaporan resmi.
“Sebenarnya sudah banyak yang kita lakukan, cuman pelaporannya ini kadang-kadang tidak masuk ke link,” ujarnya.
Elfin juga menekankan pentingnya kolaborasi antar stakeholder, lembaga swadaya masyarakat dan swasta, dalam menciptakan ketahanan terhadap ancaman narkoba.
Selain itu, lanjut Elfin, pentingnya melibatkan tokoh agama dan edukasi di sekolah dalam upaya pemberantasan narkoba di daerah itu.
“Kami akan mengajak guru ngaji dan tokoh agama untuk bersama-sama melawan peredaran narkoba. Edukasi dari dunia pendidikan juga sangat penting,” jelasnya.
Ia juga mengajak masyarakat, termasuk tokoh pemuda dan orang tua, untuk lebih aktif dalam mengawasi perilaku anak-anak dan terlibat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.
“Mari kita gotong royong dalam memerangi penyalahgunaan narkoba, karena dengan kolaborasi, kita bisa meningkatkan respons terhadap ancaman narkoba ini,” tutupnya.
Harapan besar agar Bangka Selatan dapat bertransformasi menjadi daerah yang lebih tanggap dan efektif dalam pencegahan narkoba di tahun-tahun mendatang.