POLTAMNEWS.COM | TOBOALI — Dalam upaya serius memberantas penyakit filariasis atau kaki gajah, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan menargetkan 201.346 jiwa penduduk menerima obat pencegahan filariasis melalui program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) yang baru saja digelar.
Melalui program ini, pemerintah daerah berkomitmen untuk menghentikan rantai penyebaran penyakit kaki gajah di wilayahnya.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr. Agus Pranawa, menjelaskan bahwa program POPM ini menargetkan penduduk dengan rentang usia 2 hingga 70 tahun.
“Untuk sasaran program POPM filariasis ini ada sebanyak 201.346 orang penduduk se-Kabupaten Bangka Selatan,” ungkap Agus Pranawa pada Jumat (8/11/2024).
Dari jumlah total tersebut, lanjut Agus, pemerintah menargetkan cakupan partisipasi sebesar 65 persen atau sekitar 70.477 orang. Program ini akan berlangsung selama dua tahun berturut-turut, dengan penduduk menerima satu kali dosis obat pencegahan setiap tahunnya.
Dijelaskannya, untuk sebaran program POPM ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu usia 2-5 tahun sebanyak 10.086 anak (terdiri dari 5.234 laki-laki dan 4.852 perempuan) dan usia 5-70 tahun sebanyak 191.260 orang (98.597 laki-laki dan 92.663 perempuan).
Di mana, Puskesmas Toboali menjadi wilayah dengan sasaran tertinggi, mencapai 66.397 orang, diikuti oleh Puskesmas Airgegas dengan 31.205 orang, dan Puskesmas Simpang Rimba sebanyak 24.814 orang.
Selain itu, kata dia, terdapat pula Puskesmas Payung yang menargetkan 20.858 orang, Puskesmas Tiram 13.116 orang, serta Puskesmas Rias 12.893 orang.
Agus Pranawa juga menegaskan bahwa obat yang diberikan dalam program POPM ini aman dan tidak menimbulkan efek samping.
“Masyarakat yang menjadi sasaran POPM ini akan meminum obat pencegahan filariasis sebanyak satu kali setiap tahunnya, selama dua tahun berturut-turut,” ujar Agus.
Penyakit kaki gajah masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat karena infeksinya yang tidak dapat diobati dan dapat menyebabkan pembengkakan permanen.
Namun, Agus mengingatkan bahwa penyakit ini bisa dicegah dengan minum obat secara teratur dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Terpenting tetap menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.
Melalui langkah ini, diharapkan Kabupaten Bangka Selatan dapat menekan kasus filariasis dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi seluruh penduduknya.