Poltamnews.com | Pangkalpinang – Novriansyah (19), seorang pemuda warga Delima Siam IV, Kecamatan Girimaya, Pangkalpinang, meninggal dunia setelah diduga mendapat perlakuan tidak memadai dari pihak Rumah Sakit Bakti Timah, Pangkalpinang.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Kamis (28/11/24) malam, sekitar pukul 00.00 WIB.
Kejadian bermula ketika Novriansyah (19) diboncengi oleh temannya Febrianto (19) warga Desa Ta’ib, Kecamatan Pangkalan baru, Kabupaten Bangka Tengah mengunakan sebuah sepeda motor Yamaha Rx-King mengalami kecelakaan bertabrakan dengan sebuah mobil jenis truck boox di Jalan Jenderal Sudirman Kota Pangkalpinang.
Setelah kecelakaan tersebut, Polisi Jalan Raya (PJR) Polresta Kota Pangkalpinang segera membawa kedua korban ke Rumah Sakit Bakti Timah sekitar pukul 01.00 WIB dalam keadaan darurat.
2 jam sesampainya di Rumah Sakit di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) pengendara Febrianto menghembuskan nafas terakhir.
Sedangkan, korban Novriansyah (19) penumpang Yamaha Rx-King, memasuki waktu sholat Isya mengembuskan nafas terakhir. Jum’at (29/11/2024) Malam Pukul 19.10 Wib. Korban dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jl. Basuki Rahmat, Kel.Bukit Intan, Kecamatan Girimaya, Kota Pangkalpinang.
Teman sebaya korban ojan (19) selaku saksi mata dari kejadian hingga kedua korban menghembuskan nafas terakhir menceritakan, Bahwa kedua Korban hanya mendapatkan penanganan bantuan pernafasan, alat deteksi jantung dan infus meski darah terus mengalir deras dari bagian kepala korban Novriansyah
“Aok bang, ku beberapa kali memanggil dokter, minta di tutup kepala kawanku, karena darah terus mengalir.dan dokter baru datang esok paginya sekitar kisaran jam 09.00”, ungkapnya berlinang air mata.
Dirumah duka, Toni (56), ayah dari Korban Novriansyah kepada media mengatakan, awalnya pihak rumah sakit menolak untuk melakukan operasi karena alasan BPJS yang belum aktif hingga mengarahkan pihak keluarga korban untuk melengkapi semua persyaratan.
Meskipun pihak keluarga menyanggupi persyaratan yang diminta, tetap saja pihak rumah sakit tidak juga menangani korban dengan melakukan operasi dikepala korban yang terus mengeluarkan darah meski biaya administrasi operasi secara mandiri. Namun pihak rumah sakit tetap tidak melakukan tindakan medis yang diperlukan dengan alasan bahwa ruang Intensive Care Unit
(ICU) penuh dan tidak ada tempat untuk menjalani operasi.
Diduga RS.Timah Abaikan Pasien Korban Kecelakaan Hingga Meninggal Dunia
“Anak saya meninggal sekitar pukul tiga. Saya bukan berarti tidak menerima takdir, tapi setidaknya fungsi rumah sakit diterapkan. Minimal sebentar lah urusan administrasi dan utamakan nyawa anak saya,” ujar Toni dengan suara bergetar saat disambangi dirumah duka.
Toni menegaskan bahwa meskipun keluarga ikhlas menerima kepergian anaknya, mereka sangat kecewa dengan pelayanan rumah sakit yang dianggap tidak profesional. Ia pun berharap kejadian ini tidak terulang pada orang lain dan pihak rumah sakit dapat bertanggung jawab atas kelalaian yang terjadi.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Kamis (28/11/24) malam, sekitar puku
Kejadian bermula ketika Novriansyah (19) diboncengi oleh temannya Febrianto (19) warga Desa Ta’ib, Kecamatan Pangkalan baru, Kabupaten Bangka Tengah mengunakan sebuah sepeda motor Yamaha Rx-King mengalami kecelakaan bertabrakan dengan sebuah mobil jenis truck boox di Jalan Jenderal Sudirman Kota Pangkalpinang.
Setelah kecelakaan tersebut, Polisi Jalan Raya (PJR) Polresta Kota Pangkalpinang segera membawa kedua korban ke Rumah Sakit Bakti Timah sekitar pukul 01.00 WIB dalam keadaan darurat.
2 jam sesampainya di Rumah Sakit di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) pengendara Febrianto menghembuskan nafas terakhir.
Sedangkan, korban Novriansyah (19) penumpang Yamaha Rx-King, memasuki waktu sholat Isya menghembuskan nafas terakhir. Jum’at (29/11/2024) Malam Pukul 19.10 Wib. Korban dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jl. Basuki Rahmat, Kel.Bukit Intan, Kecamatan Girimaya, Kota Pangkalpinang.
Teman sebaya korban ojan (19) selaku saksi mata dari kejadian hingga kedua korban menghembuskan nafas terakhir menceritakan, Bahwa kedua Korban hanya mendapatkan penanganan bantuan pernafasan, alat deteksi jantung dan infus meski darah terus mengalir deras dari bagian kepala korban Novriansyah.
“Aok bang, ku beberapa kali memanggil dokter, minta di tutup kepala kawanku, karena darah terus mengalir.dan dokter baru datang esok paginya sekitar kisaran jam 09.00”, ungkapnya berlinang air mata.
Dirumah duka, Toni (56), ayah dari Korban Novriansyah kepada media mengatakan, awalnya pihak rumah sakit menolak untuk melakukan operasi karena alasan BPJS yang belum aktif hingga mengarahkan pihak keluarga korban untuk melengkapi semua persyaratan.
Meskipun pihak keluarga menyanggupi persyaratan yang diminta, tetap saja pihak rumah sakit tidak juga menangani korban dengan melakukan operasi dikepala korban yang terus mengeluarkan darah meski biaya administrasi operasi secara mandiri. Namun pihak rumah sakit tetap tidak melakukan tindakan medis yang diperlukan dengan alasan bahwa ruang Intensive Care Unit
(ICU) penuh dan tidak ada tempat untuk menjalani operasi.
Diduga RS.Timah Abaikan Pasien Korban Kecelakaan Hingga Meninggal Dunia
“Anak saya meninggal sekitar pukul tiga. Saya bukan berarti tidak menerima takdir, tapi setidaknya fungsi rumah sakit diterapkan. Minimal sebentar lah urusan administrasi dan utamakan nyawa anak saya,” ujar Toni dengan suara bergetar saat disambangi dirumah duka.
Toni menegaskan bahwa meskipun keluarga ikhlas menerima kepergian anaknya, mereka sangat kecewa dengan pelayanan rumah sakit yang dianggap tidak profesional. Ia pun berharap kejadian ini tidak terulang pada orang lain dan pihak rumah sakit dapat bertanggung jawab atas kelalaian yang terjadi.
“Kami ikhlas anak kami meninggal, kami ridho, hanya saja masalah rumah sakit ini, karena tidak ada tindakan untuk melakukan operasi kepala yang sangat diperlukan,” tambahnya.
Kekecewaan juga disampaikan oleh Beni 52) paman korban. Menurutnya, pihak rumah sakit yang tidak cepat melakukan penanganan oprasi di bagian kepala korban, padahal menurut dirinya, kepala korban yang harus diutamakan karena terus mengeluarkan pendarahan.
“Jangan kan mereka mau melakukan operasi, di tutup sementara atau dijahit juga tidak. Padahal kepala adalah vital yang terus mengeluarkan darah. Sampai kami mengangkat jenazah ponakan saya, di kepala masih mengeluarkan darah”, ungkap Beni dalam kesempatan yang sama.
Menindaklanjuti kejadian ini, melalui Humas Rumah Sakit Bahkti Timah Faisal saat di hubungi menyampaikan
Akan memberikan informasi selanjutnya setelah mendapatkan informasi dari pihak rumah sakit yang bertugas saat itu. Dengan alasan dirinya belum mendapatkan informasi terkait.
“Ok bang
Nanti saya minta informasinya ke rekan2 di lap krn saya belum mendapatkan info terkait hal dimaksud. Insyaallah nanti kami infokan”, ujarnya melalui pesan whatsapp.
Hingga berita ini diturunkan, media masih berusaha menghubungi pihak Rumah Sakit Bakti Timah untuk memberikan klarifikasi terkait kejadian tragis yang menjadi sorotan publik dan memicu pertanyaan besar tentang kualitas pelayanan rumah sakit dalam menangani kasus-kasus darurat, terutama yang berkaitan dengan nyawa pasien. (Red).