Poltamnews.com || Jakarta – Ketegangan yang terus berlangsung di Gaza tidak hanya memunculkan keprihatinan global, tapi juga menggerakkan tekad para prajurit TNI untuk turut serta menjaga perdamaian.
Jika diminta, mereka menyatakan siap berangkat sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB, mengusung misi yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan.
Letda Laut (K/W) Diah Alya, perwira muda berprestasi berusia 25 tahun, mengatakan bahwa kesempatan untuk bertugas dalam misi perdamaian bukan hanya kebanggaan, tetapi juga amanah yang besar.
“Misi ini bukan sekadar penugasan luar negeri, tetapi ujian moral dan kemanusiaan. Kami hadir untuk melindungi, menciptakan rasa aman bagi warga sipil,” ujar Diah, Minggu (05/10/2025).
Diah menekankan bahwa keberhasilan misi akan sangat bergantung pada kemampuan membangun kepercayaan dengan masyarakat lokal, hal yang dianggapnya sebagai tantangan utama bagi pasukan Indonesia.
Sertu (K) Cut Ariesta, yang bertugas di bagian operasi Satgas, juga menyampaikan pandangannya bahwa tugas perdamaian adalah bentuk nyata pengabdian terhadap nilai-nilai universal.
“Ini tanggung jawab kemanusiaan, bukan hanya sekadar operasi militer. Kami hadir untuk merangkul, bukan mengintimidasi,” jelasnya.
Sementara itu, Kopda Dua Hari Purwo menegaskan bahwa seluruh prajurit memahami misi ini berbeda dari operasi militer biasa.
“Kami tanamkan dari awal, ini bukan tentang menaklukkan. Ini tentang perlindungan terhadap sipil. Butuh ketenangan, pengendalian diri, dan dedikasi,” katanya.
SUKARDI.