POLTAMNEWS.COM|Bangka Selatan,- Bupati Bangka Selatan (Basel) Riza Herdavid menyerahkan bantuan prasarana dan sarana untuk pertanian dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia (RI) tahun 2024 kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan di 25 Desa yang tersebar di Bangka Selatan, Senin (15/7).
Adapun bantuan senilai 40 miliar tersebut terdiri dari beberapa unit item untuk pengoptimalan lahan pertanian mulai dari alsintan mesin panen hingga pasca panen dan pompa air dan sebagainya.
Dalam acara tersebut dihadiri Wabup Basel Debby Vita Dewi, BSIP Babel, Sekda Basel, Kajari Basel, perwakilan Kapolres Basel, KasDim 0432/Basel, Kabinda, serta sejumlah kepala OPD Pemda Basel.
Bupati Basel Riza Herdavid mengatakan, bahwasanya bantuan ini merupakan bentuk kerjakeras Pemda Basel dalam mengatasi setiap kebutuhan dan permasalahan di sektor pertanian yang ada di daerah itu.
“Artinya harapan kami bantuan-bantuan ini dapat dipergunakan tepat guna, tepat sasaran serta digunakan secara berkeadilan, agar rakyat betul-betul merasakan dampak dan manfaat atas bantuan ini,” kata Riza.
lebih lanjut Riza mengatakan, bantuan ini juga diharapkan dapat menambah dan memicu semangat petani agar Basel bisa menjadi lumbung pangan dan menjadi daerah swasembada di Basel dan khususnya di Babel.
“Dengan menambah dan memicu semangat petani kita, tentunya bantuan ini juga akan dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian di Basel baik di sektor persawahan maupun di petani ladang,” ujarnya
“Bahkan untuk di ketahui juga bahwa Pemda sangat fokus dalam meningkatkan hasil produktivitas hal ini terbukti tahun saja kita dapat bantuan senilai 38 miliar dan tahun ini 20 miliar. Dan kita juga mengucapkan terimakasih banyak kepada BSIP Babel yang telah mendukung pertanian Basel,” tambahnya.
Tak hanya itu, Riza menegaskan, agar Dinas Pertanian tetap melakukan pengawasan terhadap bantuan yang telah disalurkan kepada setiap Gapoktan supaya para petani dibawah juga mendapatkan keadilan yang sama dan tidak ada kelompok-kelompok yang mengatur bantuan yang telah diberikan.
“Tadi saya juga dapat aduan dari petani bahwa ada Gapoktan yang hanya memikirkan kelompok-kelompoknya saja, sebetulnya kalau bisa saya sendiri yang akan mengevaluasi Gapoktan itu sendiri. Tetapi, tadi saya sudah berkoordinasi dengan kepala Dinas saya, ternyata Gapoktan itu yang bisa mengevaluasinya bukan dari Pemerintah Kabupaten melainkan dari Kadesnya sendiri, tapi itu kalau memeang ada. Makanya saya meminta Dinas untuk terus lakukan pengawasan dilapangan agak tidak ada lagi yang hanya memikirkan kelompoknya saja,” pungkasnya.