Wakil Ketua DPRD Bangka Selatan, Rusi Sartono Prihatin dengan Meningkatnya Kasus DBD

oleh -37 Dilihat
oleh

PoltamNews.com, Toboali — Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka Selatan, dari Fraksi Partai Gerindra, Rusi Sartono menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya. Rusi meminta pemerintah daerah untuk mengambil langkah serius dan terkoordinasi guna menekan angka kasus yang semakin mengkhawatirkan ini.

Menurut data yang dirilis Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, hingga November 2024, terdapat 209 kasus DBD dengan enam di antaranya berujung kematian. Sebaran kasus terbesar berada di Kecamatan Toboali dengan 141 kasus, disusul Kecamatan Air Gegas (24 kasus) dan Tukak Sadai (18 kasus).

“Kita sangat prihatin melihat angka ini, terutama karena sebagian besar korban adalah anak-anak. Saya meminta pemerintah dan masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan guna memutus rantai penyebaran nyamuk penyebab DBD,” ungkap Rusi Sartono, yang akrab disapa Bang Rossi itu kepada PoltamNews.com, Rabu (18/12/2024).

Bang Rossi juga mengingatkan pentingnya pelaksanaan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Ia mengapresiasi inisiatif pemerintah daerah dalam mensosialisasikan program tersebut, namun ia menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait harus terus diperkuat.

Bang Rossi menambahkan bahwa pihaknya akan berupaya mendorong anggaran untuk pencegahan dan penanganan kasus DBD tersebut.

“Kami di DPRD akan terus mendorong penganggaran yang mendukung upaya pencegahan dan penanganan DBD. Namun, partisipasi aktif masyarakat adalah kunci utama untuk mengatasi masalah ini,” tegasnya.

Ia juga mengimbau warga untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, terutama saat musim hujan yang menjadi waktu ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak. Program Jumantik yang dicanangkan pemerintah daerah diharapkan menjadi garda terdepan dalam pengendalian DBD di tingkat keluarga.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKPPKB Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin memaparkan bahwa fluktuasi kasus DBD selama 2024 meningkat cukup signifikan.

Ia menyebut kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Mei dengan 71 kasus dan satu kasus meninggal dunia. Namun pada bulan-bulan berikutnya, jumlah kasus cenderung menurun, meskipun ancaman itu masih ada.

“Fogging, yang sering kali dianggap solusi instan, dinilai kurang efektif, lantaran metode ini hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik nyamuk tetap berkembang. Untuk itu kami mengajak masyarakat untuk membentuk kader-kader untuk melakukan pembasmian jentik nyamuk di wilayah sekitarnya,” ujar Slamet.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk segera mengambil langkah cepat ketika ada anggota keluarga yang menderita demam, untuk segera diperiksakan kesehatannya di puskesmas terdekat.

“Jika terdapat warga masyarakat yang sakit demam, panasnya tinggi, kami imbau masyarakat untuk segera periksakan ke puskesmas untuk dilakukan test rapid DBD, ini sebagai langkah awal agar terhindar dari penyakit ini, karena batas waktunya hanya 10 hari, kalau melewati 10 hari ini bisa sebabkan penderita meninggal dunia,” terang Slamet.

“Rapid DBD ini adalah pemeriksaan darah cepat untuk mendeteksi infeksi virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD), dan itu gratis di puskesmas terdekat,” tambahnya.

Untuk itu, pihaknya berharap masyarakat dapat melakukan langkah pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungannya dan menguras tempat penampungan air menjadi langkah utama yang harus dilakukan.

“Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan kasus DBD dapat ditekan, sehingga masyarakat Kabupaten Bangka Selatan terhindar dari ancaman penyakit ini,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *